INTERPRETASI PROSES
PEMBENTUKAN FOSIL PERAGA F84 BERDASARKAN DESKRIPSI MEGASKOPIS
Eka Fitria Novita Sainyakit1
21100113120052
Email:
ekasainyakit@gmail.com
TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO,SEMARANG, INDONESIA
Abstrak
Makropaleontologi merupakan salah satu
cabang Paleontologi yang mengkaji atau mempelajari fosil berukuran makro atau
yang tidak membutuhkan alat bantu untuk melihatnya, Dalam praktikum
makropaleontologi, dilakukan pengamatan terhadap fosil peraga F8, Maka dari
pengamatan ini penulis membuat paper dengan maksud dan tujuan untuk menganalisa
proses pembentukan fosil ini. Selain itu dapat menentukan lingkungan hidup dan
umur geologi dari fosil yang diamati. Pelaksanaan pembuatan paper ini dilakukan
dengan memperhatikan beberapa metodologi yaitu studi pustaka, pengambilan data
deskripsi dan analisis data hasil deskripsi,. Sehingga dari hasil analisis
didapatkan bahwa fosil yang diamati ini merupakan fosil dengan jenis tubuh
utuh, memiliki bagian tubuh berupa apex,suture,body whorl,operculum,whorl,dll
maka fosil ini termasuk dalam jenis filum mollusca dengan kelas agastropoda,
ordonya berupa neogastropoda dan familynya ialah oralsalpinae sehingga jenis
spesiesnya ialah Urolsapix. Dengan lingkungan pengendapannya berupa laut
dangkal dengan umur geologi berupa miosen.
Keyword : Makropaleontologi,
fosil, mollusca, lingkungan hidup,umur geologi.
Pendahuluan
Makropaleontologi merupakan salah satu cabang
Paleontologi yang mengkaji atau mempelajari fosil berukuran makro atau yang
tidak membutuhkan alat bantu untuk melihatnya. Fosil makro meliputi
Vertebrata, avertebrata (invertebrate), dan segala jenis bekas/
jejak yang ditinggalkannya. Mempelajari Makropaleontologi memberikan
manfaat berupa Penentuan umur relatif batuan, penentuan korelasi batuan antara
tempat yang satu dengan tempat lain, mengetahui evolusi makhluk hidup, dan
menentukan keadaan lingkungan dan ekologi yang ada ketika batuan yang
mengandung fosil terbentuk.
Dalam praktikum makropaleontologi,
dilakukan pengamatan terhadap fosil peraga F8.Pengamatan dilakukan secara
megaskopis dengan memperhatikan kenampakan tubuhnya. Maka dari pengamatan ini penulis
membuat paper dengan maksud dan tujuan untuk menganalisa proses pembentukan
fosil ini. Selain itu dapat menentukan lingkungan hidup dan umur geologi dari
fosil yang diamati.
Tinjauan Pustaka
Proses pengawetan fosil dikenal
dengan jenis pengawetan fosil yang dimana terbagi atas:Pengawetan bagian lunak organisme, dimana organimse
harus terkubur dalam medium yang melindunginya dari proses kehancuran. Yang ke
dua ialah pengawetan bagian keras organisme dimana bagian keras organisme harus
terrsusun oleh mineral yang tahan/hrresisten terhadap pelapukan.Tipe pengawetan
ke 3 ialah pengawetan bagian keras yang mengalami perubahan dimana dibedakan
lagi menjadi karbonisasi,petrifikasi dan replacement, Jenis pengawetan yang
terakhir ialah pengawetan tapak, jejak, dan organisme. Proses pemfosilan bisa
saja terjadi pada makhluk hidup. Fosil
makro meliputi Vertebrata, avertebrata (invertebrate), dan segala
jenis bekas/ jejak yang ditinggalkannya
Molluska (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) adalah golongan hewan
yang bertubuh lunak tidak beruas dan tubuh dilindungi oleh satu atau lebih
cangkang yang terbuat dari kapur (CaCO3), namun ada pula yang tidak memiliki
cangkang. Cangkang ini dibentuk oleh lapisan dinding tubuh yang disebut mantel.
Tubuhnya tersusun dari tiga lapisan embrional yaitu ekstoderm, mesoderm dan
endoderm (bersifat triploblastik). Hewan ini memiliki coelem yang sempit.
Sebagian besar moluska hidup di laut tetapi banyak juga yang hidup di air tawar
bahkan beberapa hidup di darat. Terdapat
kurang dari 80.000 species yang termasuk kedalam golongan ini).
Kelas mollusca dibagi menjadi 5 kelas besar yang diantaranya merupakan kelas
Gahsstropoda. Pada penulisan paper ini akan membahas lebih spesifik terhadap
filum Gastropda
Sebanyak
30.000 spesies dari filum Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster = perut, podos = kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai
alat gerak atau kakinya. Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula
javanica), dan bekicot (Achatia
fulica). Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian
ventral tubuhnya, bergerak lambat karena kontraksi otot menyerupai gelombang
yang dimulai dari belakang menjalar ke depan sehingga kaki dapat menjulur ke
depan dan kaki bagian belakang terseret ke depan, untuk memudahkan
pergerakannya maka disekresikan lendir, memiliki cangkang/rumah yang berbentuk
kerucut terpilin (spiral) namun ada juga yang tidak memiliki cangkang .
Bersifat hermaprodit namun tidak terjadi
pembuahan sendiri, pembuahan terjadi setelah perkawinan, ovovivipar.
Gastropoda
darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada
ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan
terang, Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan
pembau. Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat
bernapas menggunakan rongga mantel. Sebagian besar struktur cangkang siput Gastropoda
terbuat dari kalsium karbonat, dan sebagian lainnya terdiri dari phosphate,
bahan organic Chorchiolin dan air (Sutikno, 1995). Siput-siput gastropoda yang
hidup di air laut umumnya berbentuk Dekstral.Menurut Sutikno (1990), Gastropoda
berupa suatu bangunan yang berputar spiral. Bangunan ini terbentuk dari tiga lapisan,
dari luar ke dalam, ialah :Periostrakum,
dari bahan tanduk yang disebut Conchiolin, Lapisan prismatik terdiri dari calcit atau
arragonit,Lapisan mutiara: terdiri dari CaCO3, jernih dan mengkilap.Menurut
Hadmadi (1984) struktur anatomi Gastropoda dapat dilihat pada susunan tubuh
Gastropoda yang terdiri atas Kepala, Badan,Saluran pencernaan yang terdiri atas :mulut, pharynx yang berotot, kerongkongan, lambung, usus, anus.
Gastropoda berkembang cukup baik di daerah
tropis. Peranan Ghastropoda sendiri dalam ilmu geologi adalaha Beberapa spesies
akan mencirikan lapisan tertentu dan dapat dijadikan fosil indeks.
Metodologi
Pelaksanaan pembuatan paper ini dilakukan
dengan memperhatikan beberapa metodologi yaitu studi pustaka, pengambilan data
deskripsi dan analisis data hasil deskripsi
Studi
pustaka yang dilakukan dengan memepelajari materi-materi yang meliputi ilmu
makropaleontilogi, proses pemfosilan dan fillum mollusca yang diperoleh dari
berbagai macam referensi.
Pengambilan
data deskripsi dimana dengan melakukan secara langsung pada peraga yang diamati
dengan memperhatikan kenampakan megaskopisnya
Analisis
data deskripsi yaitu merupakan pengembangan dari data lapangan yang diamati
dengan melakukan interpretasi pada data
yang diperoleh sehngga mampu menentukan petrogenesa dari fosil peraga yang
diamati.
Deksripsi
Berdasarkan pengmatan secara
megaskropis terhadap fosil dengan nomer peraga F84 memiliki warna coklat keabu-abuan. Dengan
dimensi ukuranya yang dilihat dari bagian dorsal 12cmx6cm, Pada kenampakan
peripheral dimensi ukurannya 12x6cm dan bagian ventar menampakan dimensi ukuran
tubuhnya 12x6cm.Peraga yang diamati
merupakan peraga dengan kenampakan tubuh yang utuh dan sempurna sehingga dalam
jenis fosilnya diklaifikasikan termasuk jenis fosil bodi utuh.
Pada pengamatan yang dilakukan terlihat
bahwa memiliki bagian-bagian tubuh yang
lengkap dimana pada bagian dorsalnya akan terlihat titik tumbuh dari
organism yang disebut dengan apex, kemuian hewan ini memiliki banyak kamar-
kamar yang disebut dengan suture, Dimana setiap kamarnya merupakan bagian tubuh
yang namanya whorl/ Selain itu kenampakan tubuh yang bulat dan cembung
menunjukan kalau organism ini memiliki bagian tubuh berpa body whorl dan
terdapat hiasan di sepanjang suturenya.(Lih. Gambar 1.1, Gambar 1.2 dan
Gambar 1.3)
Pembahasan
Berdasarkan kenampakan tubunhya yang tidak
terdapat peahen-pecahan atau merupakan jenis body utuuh diinterpetasikan bahwa
organism ketika mati tidak mengalami transportasi atau adanya abrasi yang
kemungkina akan membuat organism ini pecah. Organise ini diinterpretasikan
langsung terendpakan pada material yang langsung melindunginya dari proses kehancuran.Sehingga
dalam fosil ini merupakan fosil yang diawetkan dengan jenis pemfosilannya
bagian tubuh yang keras. Berdasarkan
keadaan dan kenampakan cangkang warnanya yang cerah dan memiliki ketebalan yang
tebal menunjukkan bahwa lingkungan hidupnya berada di laut dangkal dengan energi arus yang lebih tinggi serta suhu yang tinggi / mendapatkan pengaruh cahaya matahari yang
dominan (lingkungan hidupnya terang dan hangat) menyebabkan salinitas daerah
tersebut juga tinggi sehingga cangkang ini memiliki kadar karbonat yang tinggi (CO3
dominan) .Hal tersebut menunjukkan
bahwa antara suhu, arus dan salinitas berbanding lurus. Sehingga berdaasarkan hal tesebut diinterpretasikan bahwa lingkungan
pengendapan dari fosil ini berada pada lingkungan yang dekat dengan garis pantai, selain itu juga karena hidupnya yang tergantung pada cahaya matahari maka hidupnya di daerah laut yang dangkal dengan salinitas yang tinggi sehingga
lingkungann pengendapannya
diinerpretasikan pada lingkungan laut yang dangkal.(lih. Gambar 1.4).
Berdasarkan jenis tubuhnya yang terdiri
dari apex,suture dan body whorl maka
diinterpretasikan bahwa fosil ini termasuk ke dalam hewan yang bertubuh lunak
dan memiliki cangkang yang melindunginya sehingga termasuk ke dalam yllum
Mollusca. Dilihat juga dari kenampakan tubuhnya kelas dari filum berupa
gastropoda. Dengan bentuk tubuh pelindungnya yang melingkari tubuhnya searah
jarum jam dan berdasarkan referrensinya termasuk ordo neogastropda dengan jenis familinya termasuk
oralsalpinae. Sehingga diinterpretasikan fosil yang diamati ini merupakan fosil
dengan spesies berupa Urosalpix. Fosil ini dapat
diperkirakan hidup pada zaman miosen. Hal ini dapat diketahui dengan melihat
ciri-ciri pada zaman miosen yang sudah mulai banyak hidup organisme baik
vertebrata maupun organisme mollusca.
Kesimpulan
Maka dari hasil deskripsi diatas fosil yang
diamati ini merupakan fosil dengan jenis tubuh utuh, memiliki bagian tubuh
berupa apex,suture,body whorl,operculum,whorl,dll maka fosil ini termasuk dalam
jenis filum mollusca dengan kelas agastropoda, ordonya berupa neogastropoda dan
familynya ialah oralsalpinae sehingga jenis spesiesnya ialah Urolsapix. Dengan
lingkungan pengendapannya berupa laut dangkal dengan umur geologi berupa
miosen.
Referensi
Tim
Asisten Praktikum Makropaleontologi.2011.
Buku Panduan Praktikum Makropaleontologi. Semarang: UNDIP
http://www.academia.edu/3244744/Bivalvia_moluska_
http://jurusanbiologi.blogspot.com/2014/05/morfologi-dan-anatomi-kerang.html
Lampiran

Gambar 1.1
Kenampakan Dorsal peraga F84



Tidak ada komentar:
Posting Komentar