This is my fun blog

Rabu, 25 Februari 2015

PAPER MAKROPALEONTOLOGI

INTERPRETASI PROSES PEMBENTUKAN FOSIL PERAGA F84 BERDASARKAN DESKRIPSI MEGASKOPIS

                                                      Eka Fitria Novita Sainyakit1       
21100113120052
Email: ekasainyakit@gmail.com

TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO,SEMARANG, INDONESIA

Abstrak
Makropaleontologi merupakan salah satu cabang Paleontologi yang mengkaji atau mempelajari fosil berukuran makro atau yang tidak membutuhkan alat bantu untuk melihatnya, Dalam praktikum makropaleontologi, dilakukan pengamatan terhadap fosil peraga F8, Maka dari pengamatan ini penulis membuat paper dengan maksud dan tujuan untuk menganalisa proses pembentukan fosil ini. Selain itu dapat menentukan lingkungan hidup dan umur geologi dari fosil yang diamati. Pelaksanaan pembuatan paper ini dilakukan dengan memperhatikan beberapa metodologi yaitu studi pustaka, pengambilan data deskripsi dan analisis data hasil deskripsi,. Sehingga dari hasil analisis didapatkan bahwa fosil yang diamati ini merupakan fosil dengan jenis tubuh utuh, memiliki bagian tubuh berupa apex,suture,body whorl,operculum,whorl,dll maka fosil ini termasuk dalam jenis filum mollusca dengan kelas agastropoda, ordonya berupa neogastropoda dan familynya ialah oralsalpinae sehingga jenis spesiesnya ialah Urolsapix. Dengan lingkungan pengendapannya berupa laut dangkal dengan umur geologi berupa miosen.
Keyword : Makropaleontologi, fosil, mollusca, lingkungan hidup,umur geologi.



Pendahuluan
     Makropaleontologi merupakan salah satu cabang Paleontologi yang mengkaji atau mempelajari fosil berukuran makro atau yang tidak membutuhkan alat bantu untuk melihatnya. Fosil makro meliputi  Vertebrata, avertebrata (invertebrate), dan segala jenis bekas/ jejak yang ditinggalkannya. Mempelajari  Makropaleontologi memberikan manfaat berupa Penentuan umur relatif batuan, penentuan korelasi batuan antara tempat yang satu dengan tempat lain, mengetahui evolusi makhluk hidup, dan menentukan keadaan lingkungan dan ekologi yang ada ketika batuan yang mengandung fosil terbentuk.
     Dalam praktikum makropaleontologi, dilakukan pengamatan terhadap fosil peraga F8.Pengamatan dilakukan secara megaskopis dengan memperhatikan kenampakan tubuhnya. Maka dari pengamatan ini penulis membuat paper dengan maksud dan tujuan untuk menganalisa proses pembentukan fosil ini. Selain itu dapat menentukan lingkungan hidup dan umur geologi dari fosil yang diamati.


Tinjauan Pustaka
Proses pengawetan fosil dikenal dengan jenis pengawetan fosil yang dimana terbagi atas:Pengawetan  bagian lunak organisme, dimana organimse harus terkubur dalam medium yang melindunginya dari proses kehancuran. Yang ke dua ialah pengawetan bagian keras organisme dimana bagian keras organisme harus terrsusun oleh mineral yang tahan/hrresisten terhadap pelapukan.Tipe pengawetan ke 3 ialah pengawetan bagian keras yang mengalami perubahan dimana dibedakan lagi menjadi karbonisasi,petrifikasi dan replacement, Jenis pengawetan yang terakhir ialah pengawetan tapak, jejak, dan organisme. Proses pemfosilan bisa saja terjadi pada makhluk hidup. Fosil makro meliputi  Vertebrata, avertebrata (invertebrate), dan segala jenis bekas/ jejak yang ditinggalkannya
Molluska (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) adalah golongan hewan yang bertubuh lunak tidak beruas dan tubuh dilindungi oleh satu atau lebih cangkang yang terbuat dari kapur (CaCO3), namun ada pula yang tidak memiliki cangkang. Cangkang ini dibentuk oleh lapisan dinding tubuh yang disebut mantel. Tubuhnya tersusun dari tiga lapisan embrional yaitu ekstoderm, mesoderm dan endoderm (bersifat triploblastik). Hewan ini memiliki coelem yang sempit. Sebagian besar moluska hidup di laut tetapi banyak juga yang hidup di air tawar bahkan beberapa hidup di darat. Terdapat  kurang dari 80.000 species yang termasuk kedalam golongan ini). Kelas mollusca dibagi menjadi 5 kelas besar yang diantaranya merupakan kelas Gahsstropoda. Pada penulisan paper ini akan membahas lebih spesifik terhadap filum  Gastropda
Sebanyak 30.000 spesies dari filum Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster = perut, podos = kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya. Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatia fulica). Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventral tubuhnya, bergerak lambat karena kontraksi otot menyerupai gelombang yang dimulai dari belakang menjalar ke depan sehingga kaki dapat menjulur ke depan dan kaki bagian belakang terseret ke depan, untuk memudahkan pergerakannya maka disekresikan lendir, memiliki cangkang/rumah yang berbentuk kerucut terpilin (spiral) namun ada juga yang tidak memiliki cangkang . Bersifat hermaprodit namun tidak  terjadi pembuahan sendiri, pembuahan terjadi setelah perkawinan, ovovivipar.
Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang, Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel. Sebagian besar struktur cangkang siput Gastropoda terbuat dari kalsium karbonat, dan sebagian lainnya terdiri dari phosphate, bahan organic Chorchiolin dan air (Sutikno, 1995). Siput-siput gastropoda yang hidup di air laut umumnya berbentuk Dekstral.Menurut Sutikno (1990), Gastropoda berupa suatu bangunan yang berputar spiral. Bangunan ini terbentuk dari tiga lapisan, dari luar ke dalam, ialah :Periostrakum, dari bahan tanduk yang disebut Conchiolin, Lapisan prismatik terdiri dari calcit atau arragonit,Lapisan mutiara: terdiri dari CaCO3, jernih dan mengkilap.Menurut Hadmadi (1984) struktur anatomi Gastropoda dapat dilihat pada susunan tubuh Gastropoda yang terdiri atas Kepala, Badan,Saluran pencernaan yang terdiri atas :mulut, pharynx yang berotot, kerongkongan, lambung, usus, anus.
Gastropoda berkembang cukup baik di daerah tropis. Peranan Ghastropoda sendiri dalam ilmu geologi adalaha Beberapa spesies akan mencirikan lapisan tertentu dan dapat dijadikan fosil indeks.
  
Metodologi
Pelaksanaan pembuatan paper ini dilakukan dengan memperhatikan beberapa metodologi yaitu studi pustaka, pengambilan data deskripsi dan analisis data hasil deskripsi
            Studi pustaka yang dilakukan dengan memepelajari materi-materi yang meliputi ilmu makropaleontilogi, proses pemfosilan dan fillum mollusca yang diperoleh dari berbagai macam referensi.
            Pengambilan data deskripsi dimana dengan melakukan secara langsung pada peraga yang diamati dengan memperhatikan kenampakan megaskopisnya
            Analisis data deskripsi yaitu merupakan pengembangan dari data lapangan yang diamati dengan  melakukan interpretasi pada data yang diperoleh sehngga mampu menentukan petrogenesa dari fosil peraga yang diamati.

Deksripsi

Berdasarkan pengmatan secara megaskropis terhadap fosil dengan nomer peraga F84 memiliki warna coklat keabu-abuan. Dengan dimensi ukuranya yang dilihat dari bagian dorsal 12cmx6cm, Pada kenampakan peripheral dimensi ukurannya 12x6cm dan bagian ventar menampakan dimensi ukuran tubuhnya 12x6cm.Peraga yang diamati merupakan peraga dengan kenampakan tubuh yang utuh dan sempurna sehingga dalam jenis fosilnya diklaifikasikan termasuk jenis fosil bodi utuh.
Pada pengamatan yang dilakukan terlihat bahwa memiliki bagian-bagian tubuh yang  lengkap dimana pada bagian dorsalnya akan terlihat titik tumbuh dari organism yang disebut dengan apex, kemuian hewan ini memiliki banyak kamar- kamar yang disebut dengan suture, Dimana setiap kamarnya merupakan bagian tubuh yang namanya whorl/ Selain itu kenampakan tubuh yang bulat dan cembung menunjukan kalau organism ini memiliki bagian tubuh berpa body whorl dan terdapat hiasan di  sepanjang  suturenya.(Lih. Gambar 1.1, Gambar 1.2 dan Gambar 1.3)

Pembahasan
Berdasarkan kenampakan tubunhya yang tidak terdapat peahen-pecahan atau merupakan jenis body utuuh diinterpetasikan bahwa organism ketika mati tidak mengalami transportasi atau adanya abrasi yang kemungkina akan membuat organism ini pecah. Organise ini diinterpretasikan langsung terendpakan pada material yang langsung  melindunginya dari proses kehancuran.Sehingga dalam fosil ini merupakan fosil yang diawetkan dengan jenis pemfosilannya bagian tubuh yang  keras. Berdasarkan keadaan dan kenampakan cangkang warnanya yang cerah dan memiliki ketebalan yang tebal menunjukkan bahwa lingkungan hidupnya berada di laut dangkal   dengan energi arus yang lebih tinggi serta suhu yang tinggi / mendapatkan pengaruh cahaya matahari yang dominan (lingkungan hidupnya terang dan hangat) menyebabkan salinitas daerah tersebut juga tinggi sehingga cangkang ini memiliki kadar karbonat yang tinggi (CO3 dominan) .Hal tersebut menunjukkan bahwa antara suhu, arus dan salinitas berbanding lurus. Sehingga berdaasarkan hal tesebut  diinterpretasikan bahwa lingkungan pengendapan dari fosil ini berada pada lingkungan yang dekat  dengan garis pantai,  selain itu juga karena hidupnya  yang tergantung pada  cahaya matahari maka  hidupnya di daerah laut yang dangkal  dengan salinitas yang tinggi sehingga lingkungann  pengendapannya diinerpretasikan pada lingkungan laut yang dangkal.(lih. Gambar 1.4).
Berdasarkan jenis tubuhnya yang terdiri dari apex,suture dan body  whorl maka diinterpretasikan bahwa fosil ini termasuk ke dalam hewan yang bertubuh lunak dan memiliki cangkang yang melindunginya sehingga termasuk ke dalam yllum Mollusca. Dilihat juga dari kenampakan tubuhnya kelas dari filum berupa gastropoda. Dengan bentuk tubuh pelindungnya yang melingkari tubuhnya searah jarum jam dan berdasarkan referrensinya termasuk ordo  neogastropda dengan jenis familinya termasuk oralsalpinae. Sehingga diinterpretasikan fosil yang diamati ini merupakan fosil dengan spesies berupa Urosalpix. Fosil ini dapat diperkirakan hidup pada zaman miosen. Hal ini dapat diketahui dengan melihat ciri-ciri pada zaman miosen yang sudah mulai banyak hidup organisme baik vertebrata maupun organisme mollusca.

Kesimpulan
Maka dari hasil deskripsi diatas fosil yang diamati ini merupakan fosil dengan jenis tubuh utuh, memiliki bagian tubuh berupa apex,suture,body whorl,operculum,whorl,dll maka fosil ini termasuk dalam jenis filum mollusca dengan kelas agastropoda, ordonya berupa neogastropoda dan familynya ialah oralsalpinae sehingga jenis spesiesnya ialah Urolsapix. Dengan lingkungan pengendapannya berupa laut dangkal dengan umur geologi berupa miosen.

Referensi
Tim Asisten Praktikum Makropaleontologi.2011. Buku Panduan Praktikum Makropaleontologi. Semarang: UNDIP
http://www.academia.edu/3244744/Bivalvia_moluska_
http://jurusanbiologi.blogspot.com/2014/05/morfologi-dan-anatomi-kerang.html


Lampiran
Description: C:\Users\My\Downloads\1413308710962.jpg





Gambar 1.1 Kenampakan Dorsal peraga F84

Description: C:\Users\My\Downloads\1413308712959.jpgDescription: C:\Users\My\Downloads\1413308704848.jpg