This is my fun blog

Selasa, 22 Juli 2014

Pembahasan Bentang Alam Vulkanik



BAB IV
PEMBAHASAN

              Bentang Alam Vulkanik Ialah bentang alam yang dipengaruhi oleh kegiatan vulkanisme, dimana berkaitan dengan kegiatan dengan magmatisme didalam atau dibawah permukaan bumi.
              Pada praktikum Geomorfologi dan Geologi Foto acara bentang alam Vulkanik yang dilaksanakan pada selasa 18 maret 2014 bertempat di ruang GS 301 Gedung Pertamina Soekowati kali ini, praktikan diberikan tugas untuk mendeleniasi peta topografi dengan melakukan perhitungan morfometri serta membuat sayatan dengan panjang 30 cm terhadap peta topografi Gunung Ungaran.Dengan pembagiannya yaitu :

4.1 Satuan Kontur Rapat
            Pada Deliniasi Peta topografi ini saya membagi satuan konturnya menjadi 2 warna, dimana warna merah yang lebih tua menunjukan satuan kotur rapat, dan warna merah yang lebih muda menunjukkan satuan kontur renggang. Selanjutnya pada satuan kontur rapat ini.diberikan sayatan terhadap 5 kontur yang rapat dengan jumlah 5 sayatan. Selanjutnya pada sayatan-sayatan ini dihitungin perhitungan morfometrinya dengan mencari beda tinggi dengan menggunakan ∆h =  n kontur x Indeks Kontur dengan hasilnya yaitu 62,5 m. Dimana Indeks konturnya dapat diketahun dengan rumus yang dapat digunakan IK =1/2000 x  Skala Peta sehingga diketahui IKnya adalah 12,5 . Selajuntnya Panjang garis konturnya dapat diketahui jika menggunakan rumus d= n X skala peta.Setelah diketahui dnya dapat dihitung % lereng dengan rumus yang dapat digunakan ialah % lereng= AH//d X 100%  Berdasarkan rumus tersebut yang dilihat dari ke 5 sayatan pada kontur satuan rapat yang panjangnya berturut-turut 0.5 cm, 0.4 cm, 0.8 cm, 0.6 cm, 0.4 cm dapat diketahui % lerengnya ialah 50%,62,5%,31,25%,41,67%,62,5%. Setelah didapati  % kelerengannya, dihitung beda tinggi antara top hill dan low hill pada satuan kontur rapat dengan hasil yang didapati ialah 876 m. Berdasarkan beda tinggi dan % kelerengan yang telah diketahui pada satuan kontur rapat ini, kemudian diklasifikasikan sesuai dengan klasifikasi Van zuidam sehingga didapati bahwa morfologi pada daerah ini ialah Perbukitan sangat terjal. Selanjutnya pada satuan kontur rapat ini melewati beberapa daerah dimana seperti daerah G.kaligesik,G.Gajah mungkur, G.Ungaran samapai sekitar daerah gebugan.
Pada kalsifikasi pegunungan sangat terjal ini dapat diidentifikasi bahwasanya dapat digolongkan pada fasies central yang berdomisili pada material-material penyusun  dan batuan-batuan yang sering dijumpai pada daerah tersebut seperti siliceous dome, vent breccia, agglomerate, dan intrusive magma (batuan beku intrusi).Pada satuan berkontur rapat ini sering disebut pula sebagai daerah puncak dari suatu gunung, oleh karenanya daerah ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas magma yang membuat pola kontur tertentu di daerah ini.Daerah ini disebut sabagai fasies central dikarenakan adanya lubang kepundan atau lubang pusat letusan. Pada satuan berkontur rapat ini sering pula disebut sebagai kaki gunung, oleh karenanya daerah ini sangat jarang sekali terpengaruh oleh aktivitas magma dikarenakan jaraknya yang jauh dari lubang kepundan atau kerucut pusat letusan.Meskipun begitu pengaruh magma secara tidak langsung terhadap daerah fasies medial-distal ini adalah dihasilakannya tuff dan konglomerat yang berasal dari suatu letusan yang disebut dengan bomb gunung api yang mengendapkan lapisan-lapisan batuan piroklastik seperti halnya tuff itu tadi.
Dikarenakan berada pada daerah yang cukup tinggi dan suhu yang dingin,daerah ini umumnya dimanfaatkan sebagai warga setempat untuk menggunakan lahan ini sebgai perkebunan teh.

4.2 Satuan Kontur Renggang
            Satuab kontur renggang ialah satuan kontur ang memiliki jarak yang cukup jauh antar 1 kontur dengan garis kontur lainnya dibandingkan satuan kontur rapat yang memiliki kerapatan sangat rapat. Pada satuan kontur renggang ini ditandai dengan warna merah yang agak lebih muda. Morfologi pada daerah ini dapat diketahui dengan menggunakan klasifikasi Van zuidam,dimana dari perhitungan masing-masing 5 sayatan yang disayat dengan panjang sayatan berturut-turut ialah 1,5 cm, 1,5 cm, 1,6 cm, 1,5 cm, 1,3 cm. Dari Panjang sayatan ini dicari perhitungan morfometrinya dengan menggunakan rumus yang telah dibahas di satuan kontur rapat dengan hasil yang didapati bahwa % lereng masing-masing sayatan ini ialah 16,6%,16,6%,15,625%,16,6%,19,2%.Dari ke 5 hasil % lereng yang dihitung ini kemudian dirata-ratakan sehingga didapati rata-rata % lerengnya ialah 16,94 %. Selanjutnya perhitungan beda tinggi pada satuan kontur rapat dimana topp hill dikurangi dengan low hillnya dimana hasilnya ialah 446m. Dari hasil % lereng dan beda tinggi yang telah diketahui ini kemudian diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi van zuidam dengan morfologi pada satuan kontur rapat ialah berbukit terjal sampai berbukit bergrelombang.  Pada satuan kontur rapat ini melewati beberap daerah yang berbeda-beda seperti daera gunungsari sampai daerah langenarja.
Pada klasifikasi berbukit bergelombang ini dapat diidentifikasi bahwasanya dapat digolongkan pada fasies medial sampai distal yang berdomisili pada batuan-batuan dan material-material penyusun yang sering dijumpai pada daerah tersebut seperti tuff, lacustrine siltstone, conglomerates, interbedded sandstone and tuff dan terdapat pula adanya lahar.Pada satuan berkontur rapat ini sering pula disebut sebagai kaki gunung sehingga dimanfaatkan oleh warga setempat untuk lahan perumahan dan sebagian untuk kegiatan bercocok tanam. Potensi positif pada daerah berkontur renggang ini dapat dijadikan sebagai lahan perkebunan,perumahan, dan objek wisata.

4.3 Korelasi satuan kontur rapat dan satan kontur renggang serta pola pengalirannya.
            Pada peta topografi yang digunakan ini terdiri atas 2 satuan kontur yang berbeda-beda dimana antara satuan kontur rapat dan satuan kontur renggang.Satuan kontur rapat pada peta topgrafi yang dilihat berdasarkan morfologinya ialah peguungan sangat terjal . Untuk satuan kontur renggang kenampakan morfologinya yang diklasifikasikan ke dalam klasifikasi Van zuidam disimpulkan bahwa merupakan daerah dengan morfologi berbukit terjal sampai berbukit bergelombang. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa satuan kontur rapat ialah merupakan daerah yang menggambarkan puncak gunung ungaran dan satuan kontur renggang menggambarkan kelanjutannya atau merupakan kaki gunung ungaran.Daerah ini umunya dipengaruhi oleh kegiatan vulkanisme yang dikontrol oleh magma yang ada dalam permukaan bumi sehingga material yang dihasilkan berupa batuan beku andesit,dan material proklastik sebagai hasil letusan beberapat tahun silam.
            Pada satuan kontur rapat dan renggang ini dialiri oleh air permukaan yang mengalir dan menyebar ke seluruh daerah baik pada kontur rapat maupun pada kontur renggang dimana pola pengaliran sungainya ialah pola pengaliran dengan arah-arah pengalirannya menyebar ke segala arah dari suatu pusat. Dimana pusatnya berada pada Gunung Ungaran.
            Umunya pada satuan kontur rapat dijadikan sebagai perkebunan teh dan pada satuan kontur renggang dijadikan sebagai lahan perumahan warga. Selain itu banyak objek-objek wisata yang dapat digunakan sebagai objek wisata untuk warga setempat.




BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan perhitungan morfometri yang dihitung dengan rata-rata % lereng
     ialah 49,584% dan beda tinggi yang didapati sebesar 876 m dapat disimpulkan bahwa morfologi pada satuan kontur rapat ialah pengunugnan sangat terjal yang diklasifikasikan berdasarkan Klasifikasi Van zuidam.
2. Untuk satuan kontur renggang dari hasil perhitungan morfometri didapati bahwa rata-rata% lerengnya ialah 19,92% dengan beda tingginya sebesar 446 m. Dapat disimpulkan bahwa morfologi pada satuan kontur renggang ini jika dilihat menurut klasifikasi Van zuidam ialah berbukit terjal samapi berbukit bergelombang.
3.Pola pengaliran antar sungai – sungai yang melewati satuan kontur rapat dan satuan kontur renggang ini ialah pola pengaliran yang  menyebar ke segala arah dar suatu pusatnya.

5.2 Saran
            1. Kepada asisten agar dalam penyampaian materi agar tidak terlalu cepat.
2. Praktikan harus lebih serius dalam mengerjakan tugas yang diberikan agar waktunya lebih dapat dimanfaatkan dengan baik.
3. Pada saat praktikum agar selalu dimulai dengan berdoa dan diakhiri juga dengan berdoa sehingga praktikum dapat berjalan lancar kedepannya.
           

Tidak ada komentar: